Kamis, 12 Mei 2016

GHEA S. PANGGABEAN: KUAT BIDUK KARENA PENDAYUNG



Foto:ptsdk.co.id
Wanita Indonesia yang Ideal adalah wanita yang dapat menghargai budaya, dan menerapkan nilai-nilai budaya, kemudian mewariskannya kepada generasi yang berikut. ”Nah, karena saya bergerak di bidang seni yang banyak berhubungan dengan pelestarian heritage yaitu tekstil maka digunakan dalam fashion saya. Saya sangat menjunjung tinggi warisan budaya.”

Kekayaan budaya di Indonesia merupakan kebanggaan tersendiri yang tidak dimiliki oleh negara lain. Oleh sebab itu Ghea sangat setuju untuk tetap mempertahankan dan memperkenalkan bentuk-bentuk budaya. ”Tugas kita untuk tetap melesetarikannya, dengan kekayaan budaya yang kita miliki, wanita Indonesia mempunya kepribadian yang kuat dan mandiri, so be your self.”

Ghea S. Panggabean mengakui adanya perubahan besar terhadap peran wanita di Indonesia. Dulu, wanita itu sepertinya dianggap sebagai sosok yang harus berada di rumah mengurus keluarga, mengurus suami, dan mengurus rumah tangga saja. Jadi membayangkan wanita itu untuk bekerja dan memunyai karir sendiri mungkin masih jauh dipikiran.” Fenomena ini menurut wanita kelahiran Rotterdam, di negara-negara Eropa sudah tidak ada lagi. 

”Latar belakang budaya dan kebiasaan seringkali menghambat wanita di Indonesia untuk mengikuti perkembangan selaras dengan modernisasi. Perubahan yang harus terjadi, menurut Ghea, ketika pendidikan dan ilmu pengetahuan dipakai sebagai kekuatan maka perubahan itu akan terwujud dengan baik, seperti pepatah yang mengatakan, Kuat biduk karena pendayung.

Sekarang ini sudah jauh sekali berkembang. Tengok saja begitu banyak wanita karir yang memiliki prestasi bagus. Kita pernah memiliki seorang presiden wanita, menteri wanita. Hal seperti ini tidak bisa dibayangkan sebelumnya.

Bagi Ghea yang gemar bekerja dan mengurus rumah tangga ini, wanita harus pandai menemukan keseimbangan-keseimbangan dan memilah dengan baik diantara tuntutan keluarga dan karir. ”I have to try to make a balance, of course I love my career, tetapi bukan berarti career minded, saya creativity minded. Saya punya kepuasan kalau akhirnya bisa mewujudkan imajinasi.”

”Life is how you make it or how you break it, so if I choose already to be a married woman its up to me how I want to try to balance, it’s not easy because I have to divide the time."

Kalau orang yang tidak punya karir di luar rumah tangga, tentu dia bisa lebih leluasa dan santai di rumah. Karena itu sebagai wanita perlu menyadari bagaimana menjaga keseimbangan dalam segala hal, termasuk sisi spiritual. Patut diingat kalau kita perlu juga menyediakan waktu untuk merenung, what is good for us. Makanya saya juga mengatur waktu untuk berdoa, it is a part of my daily life. Apapun kendala atau hambatan yang kita alami dalam mewujudkan keseimbangan itu, tetaplah berusaha to make a balance. No bodies perfect.”

Apa yang dilakukan oleh Ghea S. Panggabean tentu memiliki beberapa konsekuensi, salah satu kunci yang patut dihargai adalah ketika Ghea telah memutuskan sesuai dengan pilihannya, akan tetapi tidak melupakan kodrat sebagai wanita, ”dan jangan pernah mau menjadi orang lain.[Ira-PermataPertiwi]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar